JAM

Rabu, 27 Maret 2019

SEJARAH PALAMG MERAH, BERAWAL DARI NERKAI,PMI, HINGGA LAHIRNYA PMR

PMI Jateng Siagakan 3.240 Petugas Medis Selama Arus Mudik

KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia ( PMI) lahir untuk membantu sesama dalam bidang sosial dan kemanusian. Inisiasi pertama datang dari dua orang Indonesia bernama dr RCL Senduk dan Bahder Djohan pada 1932

Keduanya sepakat untuk membentuk badan kemanusiaan, namun di bawah pengawasan bumiputra. Rencana tersebut mendapat penolakan dari Kolonial Belanda yang masih menjajah Indonesia.

 Badan kemanusiaan sedianya memang hanya ada satu dalam sebuah negara. Sedangkan posisi Indonesia ketika itu belum merdeka. Saat itu sudah ada (Nederlands Rode Kruiz Afdelinbg Indie (Nerkai) yang merupakan organisasi palang merah. 

Nerkai sendiri merupakan organisasi yang semula bernama Het Nederland-Indiche Rode Kruis (NIRK), yang didirikan pada 21 Oktober 1873.

 Setelah proklamasi kemerdekaan, PMI baru bisa terealisasi setelah Menteri Kesehatan Buntaran menyiapkan pembentukan badan tersebut. Kemudian, 17 September 1945 menjadi saksi lahirnya badan kemanusiaan "milik bangsa Indonesia" terlepas dari bayang-bayang penjajah. 

Serah terima naskah dari Nerkai ke PMI terjadi pada 16 Januari 1950, setelah Belanda mengakui kedaulatan Indonesia. Sejak saat itu, PMI mulai fokus terhadap memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat. 

Setelah berjalan, PMI mulai berpikir untuk memberikan pengenalan badan ini kepada lingkungan remaja yang akhirnya terbentuk Palang Merah Remaja (PMR).

Palang Merah Remaja.- Gubernur DKI R. Soeprapto Sabtu pagi di halaman Balaikota memeriksa apel PMR yang diikuti 2.000 pelajar. Para remaja  ini akan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah untuk mengumpulkan dana bagi PMI DKI.


Lahirnya Palang Merah RemajaSetelah serah terima aset dari Nerkei ke PMI, kini tinggal untuk mematangkan fokus dan arah tujuan dari PMI. Berbagai kegiatan diselenggarakan, hingga bergabungnya keanggotaan PMI ke Komite Palang Merah Internasional.

 Kongres PMI juga dilakukan untuk mematangkan fungsi dari badan ini. Pada 25-27 Januari 1950, dilaksanakan Kongres PMI ke-4 di Jakarta.

Ketika itu muncul sebuah gagasan untuk membentuk badan ini untuk tingkat pemuda. Gagasan tersebut dilatarbelakangi ketika Perang Dunia I, Austria mengarahkan anak-anak sekolah untuk membantu kegiatan perang sesuai kemampuannya. 


Anak-anak muda bisa mengumpulkan pakaian bekas, mengumpulkan majalah/koran bekas, dan mengumpulkan serta menghimpun barang yang bisa digunakan dalam berperang. Dari situlah, ide ini diterapkan dengan berdirinya Palang Merah Remaja (PMR).

PMR resmi dalam wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI. Dari situlah, akhirnya PMR diterapkan pada beberapa sekolah yang ada di Indonesia.


 PMR terbagi mejadi tiga tingkatan, yaitu PMR Mula untuk tingkatan sekolah dasar, PMR Madya untuk sekolah menengah pertama dan PMR wira untuk sekolah menengah atas. Melalui kepelatihan PMR ini nantinya sebagai kader dalam ranah PMI.

Setiap anggota PMR wajib mendapatkan pelatihan sebelum terlibat sepenuhnya dalam setiap kegiatan. 


Dalam Harian Kompas edisi 27 Mei 1974, dijelaskan bahwa anggota PMR diberikan materi pokok PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan ) oleh PMI. Baru setelah dinyatakan lulus, mereka diberikan kartu anggota, tanda pengenal dan seragam resmi.

Tak setiap waktu ada kegiatan, oleh karena itulah untuk mengisi waktu senggang biasanya PMR diberikan tugas utuk pengumpulan dana pada bulan PMI, mengunjungi rumah sakit dan panti asuhan. 


Di rumah sakit dan panti asuhan, mereka memberikan hiburan hiburan melalui berbagai aktivitas yang membantu meningkatkan faktor psikologi seseorang agar segera sembuh.

Selain acara-acara seperti itu, PMR juga mengadakan kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan kebersamaan antar-anggota kelompok. 


Kegiatan yang bernama Jumbara atau Jumpa Bakti Gembira yang merupakan jambore seperti halnya organisasi pramuka. Biasanya organisasi ini diadakan pada tiap tingkatan seperti kabupaten, daerah dan bahkan nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar